CSS

“مَنْ أحَدَثَ وَلم يَتَوَضأ فَقَدْ جَفَانِي ، وَمَنْ تَوَضأ وَلَمْ يُصَلِّ فَقَدْ جَفَانِي ، وَمَنْ صَلَّى وَلَمْ يَدْعُني فَقَدْ جَفَانِي، وَمَنْ دَعَانِي فَلَمَّ أحِبَهُ فَقَد جَفَيْتُهُ، وَلَستُ بِرَبِّ جَافٍ”
“Barangsiapa berhadas dan tidak berwudhu, ia telah berpaling dan menjauhi-Ku. Barangsiapa berwudhu tetapi tidak solat, ia telah berpaling dan menjauhi-Ku. Barangsiapa solat tetapi tidak mendoakan aku (seusai solat), ia telah berpaling dan menjauhi-Ku. Dan barangsiapa yang mendoakan aku tetapi Aku tidak menjawabnya, berarti Aku telah menjauhinya. Dan Aku bukan pengatur yang suka menjauhi.”

Ash-Shaghani dan lain-lain menyatakan bahwa ini adalah hadits maudhu’. Yang menunjukkan bahwa hadits ini maudhu’ ialah bahawasanya wudhu seusai berhadas, berwudhu tanpa mengerjakan solat adalah pekerjaan yang mustahab (disenangi) dan disunatkan. Sedangkan makna semua hadits di atas itu menunjukkan suatu kewajiban. Dalilnya yaitu “berarti ia telah menyimpang dan menjauhkan dari-Ku.” Padahal, dalam syariat, pernyataan demikian tidak dapat diutarakan dalam masalah yang mustahab